You Are Special

Nulis! Hahahaaa sejak sibuk mulai kuliah lagi, jadi mulai melupakan kegitan menulis. Yeaaa aku datang lagi....

Mungkin pada males kali yaa kalo gw hanya cerita masalah gw melulu, cerita kisah gw, dan apa yang gw alami. Tapi yaaa setidaknya kalian bisa mengambil pelajaran dari apa yang gw ceritakan. Kalo gak ada pelajaran dan anggap cerita gw “sampah” yaa silakan. Itu hak kalian. But, it’s my blog and it’s my story :)

---------------
Sore ini untuk kesekian kalinya saya denger cerita tentang seseorang yang istilahnya “kurang mendapat pujian/apresiasi”. Dia kemudian jadi minder, sulit bergaul, introvert, takut, dan sebagainya. Hal ini diperparah oleh saudaranya yang mempunyai sifat berkebalikan. Percaya diri, vokal, dan kritis. Makin minderlah orang ini tadi (sebut aja namanya Sekar). Jadi makin merasa rendah diri, inferior karena saudaranya lebih bersinar.
---------------
Mendengar cerita ini, serasa kaya bercermin. Saya pernah ngerasaain apa yang dia rasain (dari cerita ini). Saya  pernah minder, gak percaya diri, sulit bergaul. Yap saya pernah ada dititik yang dia alami. Bahkan saya pun merasa sering kali di anak tirikan oleh salah satu anggota kelurga saya, (tidak perlu saya sebut siapa). Adik saya selalu menjadi anak EMAS. Selalu dipuji, selalu diperhatian. Tapi beberapa tahun terakhir beruntunglah saya, tidak harus bertemu dia lagi. Saya BAHAGIA. Mungkin ini alasan kenapa saya selalu “sakit” setelah berkunjung ke kota itu. Bahkan saya sempat menangis saat menginap di rumahnya, dan ingin segera pulang. Saya rindu sekali dengan rumah kala itu. Bahkan hingga kini masih saya ingat. Saya sakit hati, saya sedih, minder, semua saya simpan sendirji. Bertahun-tahun lamanya saya simpan semua sakit itu. Ya, saya tetap minder, saya juga tidak percaya diri, menganggap diri ini gak berguna, lantas untuk apa hidup ini? Semua pernah ada di pikiran, semua saya rasakan SENDIRIAN. Kenapa? Karena saya  malas untuk terbuka pun dengan keluarga saya.

---------------------------
Enam tahun SD, penuh bully, berantem sama temen, guru yang sering main tangan, takut maju menjawab pertanyaan karena takut kena “hajar” guru yang berakibat saya takut melakukan kesalahan! Hingga sekarang saya takut “salah” kalo gini nanti gimana? Gak terasa hal itu terbawa sampai sekarang. Kurang percaya diri dan pembunuhan karakter sudah terjadi selama bertahun-tahun tanpa disadari.

Masuk SMP dengan dunia baru, teman baru mulai membuka diri. Kembali untuk berteman. Kembali untuk dekat dan percaya dengan seseorang. Bahkan masa SMP adalah masa di mana saya sedang nakal-nakalnya. Masa di mana saya jatuh cinta untuk pertama kalinya. Hahahaaa. Di SMP inilah saya mulai percaya diri lagi. Punya teman dan sahabat membuat saya merasa diakui, dihargai. Yap penting rasanya mempunyai seseorang yang membuat kita diterima, diakui layaknya manusia. Dianggap ada. Karena tanpa mereka mungkin tidak ada saya seperti yang sekarang.

--------------------------

Kemungkinan, si Sekar ini tadi tidak punya teman. Atau seseorang yang bisa dia percaya, dia andalkan. Dia dalam kebingungan sudah terlanjur minder tidak percaya diri. Keluarganya pun kurang apresiasi. Padahal pujian/apresiasi terhadap apa yang anak sudah lakukan itu penting. Wah hebat, wah bagus, wah keren adalah pujian sederhana yang sudah membuat anak senang, dia akan merasa diakui, diterima. Bukan gila pujian yang apa-apa minta dipuji. Hanya sekedar apresiasi saja. Bahkan kata, “wah cantiknya pake baju itu” bisa membuat percaya diri seseorang meningkat. Dia percaya diri memakai baju karena keluarganya bilang “cantik”. Sederhana, tapi rasa-rasanya hal ini selalu luput tidak diperhatikan.

Saya menulis hal ini karena saya pernah merasakan, saya mengalami sendiri. Saya pernah tidak punya teman, minder, tidak percaya diri, merasa ga berguna, apa yang saya kerjakan selalu salah. Tapi mungkin tidak semua mengalami persis seperti apa yang saya rasakan, atau tidak pernah mengalami dan menggap bahwa hal ini wajar?

Saya bersyukur sudah melewati fase terburuk itu, bahwa ternyata saya kuat hingga sekarang. Untuk keluar dari lubang kelam itu memang tidak mudah, tapi minimal saya bisa meluapkan dan mengungkapkan apa yang saya rasakan lewat tulisan. Tulisan saya memang tidak sebagus Andrea Hirata, Dee Lestari, Sapardi Joko, tapi hal ini paling tidak yang bisa saya banggakan. Satu hal yang membuat saya bangga akan diri saya! Banyak yang mengeluhkan “tidak bisa menulis”, kenapa? Padahal menurut saya menulis adalah hal yang paling murah, paling mudah. Tulislah apa yang kamu pikirkan dan rasakan, lalu mengalirkan ribuan kata yang menjadi cerita ini. Yaaa menulis adalah hal paling saya sukai. 
Ketika menulis, hingga tulisan ini diunggah saya bisa sepenuhnya jadi diri saya.



Ya carilah apa yang membuatmu bangga akan diri sendiri. Tekuni dan temukan dirimu di dalamnya. Saya sudah membuktikan sekarang giliran kamu. :)   

Komentar