Tidak Ada Yang Perlu Dikhawatirkan

Mungkin ada yang bertanya kenapa memposting tulisan yang kita bikin sendiri, [life-must-go-on,] dipost di blog sendiri butuh keberanian? Mengapa harus menunggu waktu? Mengapa ditunda-tunda?

Karena isi tulisan bersifat pribadi, ada perang batin dan konsekuensi jika nanti akhirnya diketahui oleh umum. Menduga-guda tanggapan orang lain setelah mereka membaca.
Karena bagiku, itu bukan tulisan biasa, itu tulisan kejujuran. Ada ketakutan jika aku jujur dan menulis itu, lalu orang yang membaca jadi berubah sikap, jadi tampak menyebalkan, atau malah aku dikasihai. Sungguh bukan itu yang aku mau.

-------

Aku nulis blog bukan buat galau-galauan atau menye-menye. Bukan mau membuka aib atau keburukan. Aku hanya ingin berbagi cerita yang mungkin tak sempat aku ceritakan. Yang mungkin sulit untuk aku ceritakan secara langsung. Yap, mau bagaimanapun hal itu bagian dari diriku. Siapa tau, dengan orang membaca, mereka yang juga sedang mengalami, atau pernah merasakan tidak merasa sendirian. Karena merasa sendirian adalah hal yang buruk dan berbahaya. Karena mereka bisa bertindak nekat.
Ada ketakutan akan komentar orang. Siap gak, aku nerima komentar setelah jujur? Siap gak dihujani nasehat-nasehat yang sebenarnya aku sudah tau.

-------
Pas nulis ini, temen kantor pada nyiapin lilin sama gorengan. Hahaaaa iya, jadi kemarin (17/7) itu aku ulang tahun. Tapi berhubung gak ada yang tau, jadi ga nyiapin apa-apa. Tapi aku udah bawa brownies sih buat dimakan barengan….

-------

Okee lanjut, balik lagi tadi sampe mana yaaaa?
Well, bukannya ga suka dinasehatin, tapi kalo lagi gak mau dinasehatin, jadi terkesan sia-sia to. Bukan itu soalnya yang kubutuhkan.

Tapi ternyata tidak semenyeramkan dugaanku sih. Yang udah baca juga rata-rata tidak menjudge. Beberapa malah mengakui pernah merasakan mirip seperti yang ku rasakan. Ada pula yang membalas dengan nulis di blognya. Meski mungkin bukan hanya ditujukan untuk ku, tapi ku rasa aku tau siapa yang dimaksud.



sampe berkaca-kaca baca komennya *peluk*


Di twitter, orang ternyata lebih terbuka bahwa dia insecure, ada kecenderungan depresif. Tidak percaya diri...


Bukan sekali-dua kali aku nemu ternyata di luar sana banyak juga yang sedang berjuang menerima dirinya sendiri. Mungkin itu juga salah satu alasan kenapa aku masih ada di twitter. Karena di twitter, aku merasa punya kawan senasib. penting menyadari bahwa kita tidak sendirian.



Bisa berbagi cerita dan menyadari kita tidak sendirian itu menyenangkan. Terima kasih sudah mau berbagi cerita, dukungan kalian, salah satu alasan aku bertahan :)









Komentar