Sahabat

Sahabat...
Kata yang belakangan menjadi asing di telinga,
Hanya karena keegoisan dan ketidakpedulian membuat kata sahabat tak lagi ada artinya..
Bersama dalam suka dan duka? Itu hanya di dongeng dan cerita novel., kenyataannya, sahabat itu lebih asik dengan dunianya. Bahkan sukanya pun tak terbagi. Kesibukan selalu menjadi alasan. Sesibuk apapun kamu, tak ada waktukah bagi sahabatmu? Hemm atau masih kah aku sahabatmu?

Kata orang, sahabat itu yang bisa nemenin kamu belajar, ke kampus, dengerin cerita-cerita kamu, chating ga jelas sampe malem, curhat bareng, liburan bareng, nonton bareng, nemenin kamu nyari barang, nemenin belanja, ada disaat kamu tambah usia, setiap tahun kasih surprise ulang tahun,. Mungkin sahabat “ini” anti mainstream, bukan seperti yang orang kata. Okee..
Dulu emang ada yang nemenin jalan-jalan, nemenin makan siang, nemenin curhat sampe dini hari, tapi itu dulu, sebelum dia punya yang baru. Pas dia inget masih ada “aku”.
Kalo mengikuti kata orang, sahabatku itu berarti cuma Ibu dan adik ku doang yaa? Sampe kapanpun emang keluarga adalah sahabat terbaik J . tanpa sahabat, aku memiliki keluarga yang ga pernah rela aku sendirian, kesepian...

Yaaa sahabat memang tadinya orang asing yang kemudian mewarnai hari-hari kita, lalu menjadi sahabat. Setelah itu jalan tak lagi sama. Ada banyak jalan bercabang, dan kemudian kita memilih jalan masing-masing. Kita berpisah di persimpangan jalan. Entah di jalan mana kita akan bertemu lagi? Perpisahan ini membuat sahabat kembali menjadi orang asing. Untuk sekedar smspun sungkan. Sibukkah dia? Ganggukah aku? Dan puluhan pertanyaan lain. Yaaa kadang gengsi dan egois emang tipisssssssssssssss. Yaa mungkin ini namanya perubahan, siap ga siap hal ini harus terjadi. Saat dia punya hidup baru, kisah baru, orang baru, yang tak mau dia bagi.

Patah hati mungkin, saat kita menganggap dia satu-satunya sahabat, teman terbaik kita, tapi dia berpikiran sebaliknya. Karena dia punya sahabat dan teman-teman yang banyak. Jadi dia mungkin terlupa masih ada “aku”. Karena dia menjadi satu-satunya sahabat yang aku percaya, aku cerita apapun dari yang norak sampe yang ga mutu aku ceritain. Tapi dia tidak begitu. Aku bukanlah satu-satunya sahabat bagi dia, aku bukan satu-satunya yang dia percaya jadi kadang dia terlupa berbagi. Jadi kini tak ada alasan lagi aku untuk bisa percaya dia, lha wong dia juga ga percaya saya??

Saya memang egois. Jahat yaaa? Tapi katanya kalo orang terlalu baik itu mustahil. Ada sisi misterius dan abu-abu itu justru membuat diri semakin menarik. Apa asiknya kalo seumur hidup selalu baik? Tanpa pernah salah? Tanpa pernah berbuat konyol? Ga bosen? Hahahaaaaaa. Kadang capek tauk jadi orang baik. Soalnya selalu dimanfaatkan. (hahaa curcol).  Saya itu bisa jadi sangat jahat. Sering nyakitin orang lain. J. Tapi gak semua orang juga saya perlakukan jahat. Tenang aja. Sisi jahatnya udah terkendali kok. J

Sampe mana tadi?? Malah ngelindur kan sampe Bogor -,-“.  Jadi intinya, bagi yang punya sahabat, jaga baik-baik yaa. Jaga komunikasi, jaga perasaaan, jangan sampe kalian berjarak sampe ga sadar udah banyak banget yang berubah. Soalnya yang beneran tulus emang selalu bediri menunggu di titik yang sama. Dia gak akan pergi. Dia yang selalu ada. Tapi kalo dia udah pergi dan gak pernah ada, cuma nyesel  kenapa gak dari dulu sama-sama, kenapa waktu cuma sebentar banget? Salah siapa? Waktu?? Salah yang enggak bisa memanfaatkan moment dengan sahabat.

Buat yang masih menganggap aku sahabat, aku masih disini, nunggu kalian. J

Komentar